Selasa, 11 Juli 2017

Cv



Nama :Bayu Irawan
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta 20 Mei 1997
Jenis Kelamin : Pria
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Tinggi : 172 cm
Berat : 60 Kg
Alamat : Jalan Puring no 72 Gandul ,Cinere ,Depok
Ringkasan Tujuan Karier
Untuk mengembangkan karier di bidang Accounting di mana saya bisa memanfaatkan keahlian saya dalam mencatat sebuah laporan keuangan dan sebagainya dengan maksimal untuk keberhasilan perusahaan
Kemampuan
Menganalisis laporan keuangan ,memcatat laporan keuangan, grammar yang baik, kerja tim, kepemimpinan/leadership, problem solving, Microsoft Office, berkomitmen, sopan dan bersemangat.
Pengalaman kerja
Belum ada
Riwayat Pendidikan
Universitas Gunadarma (2016 – Sekarang)
SMA Keluarga Widuri (2012 – 2015)
SMPN 37 Jakarta Selatan (2009 – 2012)
SDN 11 Pagi Jakarta Selatan (2003 – 2009)
Kemampuan Berbahasa
Bahasa Indonesia             Lisan : Sangat baik
                                         Tertulis : Sangat Baik
Bahasa Inggris                 Lisan :cukup
     Tertulis :Cukup




Sumber
http://www.anakui.com/contoh-cv-daftar-riwayat-hidup-terbaru/#.WVRlgm4xXIU (8/7/2017)




Kelompok 11 :
Bayu Irawan (21216357)
Ira Murni Agilvi (23216568)
Sahira Almas Tovani (26216766)


Senin, 10 Juli 2017

Neraca Pembayaran Indonesia terhadap Argentina



Pembayaran bunga tinggi pada utang negara dan defisit anggaran yang besar menyebabkan default utang Argentina pada tahun 2001 dan ditinggalkannya selanjutnya nilai tukar tetap peso terhadap dolar. Transisi ke nilai tukar yang fleksibel mengakibatkan utang publik melebihi Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2002, utang publik tiba-tiba meningkat menjadi USD 151.560.000.000 (150,7% dari PDB) dari USD144.45 miliar (53,8% dari PDB) pada tahun 2001 karena devaluasi tajam peso Argentina seperti melayang. Utang tersebut sejak itu telah menurun akibat restrukturisasi ekonomi. Pada 2012, utang publik sebesar hanya 41,6% dari PDB atau Rp 197.460.000.000
Peso ini diharapkan dapat terdepresiasi lebih lanjut sebagai Bank Sentral telah melepaskan dukungan untuk mata uang. Sementara itu, pemerintah Kirchner telah memasang langkah-langkah baru untuk membendung penurunan lebih lanjut dari cadangan devisa negara. Langkah-langkah ini mencakup pembatasan belanja online - batas tahunan yang dikenakan, di tengah pajak yang tinggi dan biaya tambahan lainnya, pada pembelian online dari luar negeri.
Pembayaran bunga tinggi pada utang Negara dan deficit anggaran yang besar menyebabkan default utang Argentina pada tahun 2001 dan ditinggalkannya selanjutnya nilai tukar tetap peso terhadap dolar. Transisi kenilai tukar yang fleksibel mengakibatkan utang public melebihi Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2002, utang public tiba-tiba meningkat menjadi USD 151.560.000.000 (150,7% dari PDB) dari USD144.45 miliar (53,8% dari PDB) pada tahun 2001 karena devaluasi tajam peso Argentina seperti melayang. Utang tersebut sejak itu telah menurun akibat restrukturisasi ekonomi. Pada 2012, utang public sebesar hanya 41,6% dari PDB atau Rp 197.460.000.000. 
  
Namun, standar Argentina menimbulkan tantangan baru karena pemerintah melihat akses terbatas ke pasar modal internasional, terutama dalam menghadapi peningkatan pemegang obligasi aktivisme dan risiko aset yang dirasakan tinggi dari obligasi Argentina. Produk Domestik Bruto (PDB) di Argentina diperluas 3 persen pada kuartal pertama 2013 dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Laju Pertumbuhan PDB tahunan di Argentina dilaporkan oleh Instituto Nacional de Estadista. Argentina PDB Annual Growth Rate rata-rata 3,85 Persen dari tahun 1994 hingga 2013, mencapai semua waktu tinggi dari 11,80 persen di bulan Juni 2010 dan rekor rendah -16,30 Persen pada bulan Maret 2002. Argentina adalah ekonomi terbesar ketiga di Amerika Latin.
Sektor jasa adalah rekening yang paling penting dan untuk 64 persen dari total PDB. Segmen terbesar dalam Layanan adalah: perdagangan grosir dan eceran dan perbaikan (14 persen dari total PDB), transportasi, pergudangan dan komunikasi (12,2 persen), real estat (12 persen), pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial (7,2 persen) dan keuangan intermediasi (7 persen). Industri merupakan 25 persen dari PDB dan segmen terbesar dalam sektor ini adalah: manufaktur (16 persen dari total PDB), konstruksi (5 persen) dan distribusi listrik, air dan gas (3 persen). Bahan bakar pemerintah 7 persen dari PDB dan pertanian dan rekening sektor perikanan untuk sisanya 4 persen dari PDB. 
Berdasarkan data dari fred stlouisfed  neraca pembayaran argentina bisa dikatakan mengalami penurunan walaupun tidak pada setiap tahun mengalami penurunan seperti yang terjadi pada tahun 2012 tahun 2014 dan tahun 2016. fred stlouisfed juga membuat sebuah prediksi akan neraca pembayaran argentina hingga tahun 2021 kita bisa melihat pada neraca di bawah mulai dari tahun 2017 hingga tahun 2021 neraca pembayaran argentina akan terus mengalami penurunan hingga yang terkecil terjadi pada tahun 2021.
 

Sementara neraca penjualan dan GDP per kapita argentina mengalami fuktuasi dari tahun ke tahun . pada tahun 2016 GPD per kapita argentina mengalami penurunan sebesar 341.5 dari  tahun 2015 yang mendapatkan GDP sebesar 10490 hali ini dapat dilihat grafik dibawah
 
 




Sumber :

Kelompok 11 :
Bayu Irawan (21216357)
Ira Murni Agilvi (23216568)
Sahira Almas Tovani (26216766)