Pembayaran bunga tinggi pada utang negara dan
defisit anggaran yang besar menyebabkan default utang Argentina pada tahun 2001
dan ditinggalkannya selanjutnya nilai tukar tetap peso terhadap dolar. Transisi
ke nilai tukar yang fleksibel mengakibatkan utang publik melebihi Produk
Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2002, utang publik tiba-tiba meningkat menjadi
USD 151.560.000.000 (150,7% dari PDB) dari USD144.45 miliar (53,8% dari PDB)
pada tahun 2001 karena devaluasi tajam peso Argentina seperti melayang. Utang
tersebut sejak itu telah menurun akibat restrukturisasi ekonomi. Pada 2012,
utang publik sebesar hanya 41,6% dari PDB atau Rp 197.460.000.000
Peso ini diharapkan dapat terdepresiasi lebih lanjut sebagai Bank Sentral
telah melepaskan dukungan untuk mata uang. Sementara itu, pemerintah Kirchner
telah memasang langkah-langkah baru untuk membendung penurunan lebih lanjut
dari cadangan devisa negara. Langkah-langkah ini mencakup pembatasan belanja
online - batas tahunan yang dikenakan, di tengah pajak yang tinggi dan biaya
tambahan lainnya, pada pembelian online dari luar negeri.
Pembayaran bunga
tinggi pada utang Negara dan deficit anggaran yang besar menyebabkan default
utang Argentina pada tahun 2001 dan ditinggalkannya selanjutnya nilai tukar
tetap peso terhadap dolar. Transisi kenilai tukar yang fleksibel mengakibatkan
utang public melebihi Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2002, utang
public tiba-tiba meningkat menjadi USD 151.560.000.000 (150,7% dari PDB) dari
USD144.45 miliar (53,8% dari PDB) pada tahun 2001 karena devaluasi tajam peso
Argentina seperti melayang. Utang tersebut sejak itu telah menurun akibat
restrukturisasi ekonomi. Pada 2012, utang public sebesar hanya 41,6% dari PDB
atau Rp 197.460.000.000.
Namun, standar Argentina menimbulkan tantangan baru karena pemerintah
melihat akses terbatas ke pasar modal internasional, terutama dalam menghadapi
peningkatan pemegang obligasi aktivisme dan risiko aset yang dirasakan tinggi
dari obligasi Argentina. Produk Domestik Bruto (PDB) di Argentina diperluas 3
persen pada kuartal pertama 2013 dibandingkan kuartal yang sama tahun
sebelumnya. Laju Pertumbuhan PDB tahunan di Argentina dilaporkan oleh Instituto
Nacional de Estadista. Argentina PDB Annual Growth Rate rata-rata 3,85 Persen
dari tahun 1994 hingga 2013, mencapai semua waktu tinggi dari 11,80 persen di
bulan Juni 2010 dan rekor rendah -16,30 Persen pada bulan Maret 2002. Argentina
adalah ekonomi terbesar ketiga di Amerika Latin.
Sektor jasa adalah rekening yang paling penting dan untuk 64 persen dari
total PDB. Segmen terbesar dalam Layanan adalah: perdagangan grosir dan eceran
dan perbaikan (14 persen dari total PDB), transportasi, pergudangan dan
komunikasi (12,2 persen), real estat (12 persen), pendidikan, kesehatan dan
pelayanan sosial (7,2 persen) dan keuangan intermediasi (7 persen). Industri
merupakan 25 persen dari PDB dan segmen terbesar dalam sektor ini adalah:
manufaktur (16 persen dari total PDB), konstruksi (5 persen) dan distribusi
listrik, air dan gas (3 persen). Bahan bakar pemerintah 7 persen dari PDB dan
pertanian dan rekening sektor perikanan untuk sisanya 4 persen dari PDB.
Berdasarkan data dari fred stlouisfed neraca pembayaran argentina bisa dikatakan mengalami
penurunan walaupun tidak pada setiap tahun mengalami penurunan seperti yang
terjadi pada tahun 2012 tahun 2014 dan tahun 2016. fred stlouisfed juga membuat
sebuah prediksi akan neraca pembayaran argentina hingga tahun 2021 kita bisa
melihat pada neraca di bawah mulai dari tahun 2017 hingga tahun 2021 neraca
pembayaran argentina akan terus mengalami penurunan hingga yang terkecil
terjadi pada tahun 2021.
Sementara neraca penjualan dan GDP per kapita
argentina mengalami fuktuasi dari tahun ke tahun . pada tahun 2016 GPD per
kapita argentina mengalami penurunan sebesar 341.5 dari tahun 2015 yang mendapatkan GDP sebesar 10490
hali ini dapat dilihat grafik dibawah
Sumber
:
Kelompok
11 :
Bayu Irawan (21216357)
Ira Murni Agilvi (23216568)
Sahira Almas Tovani (26216766)